tag:blogger.com,1999:blog-35276547.post4230775397779374361..comments2023-10-20T20:03:16.175+07:00Comments on Statistik Untuk Psikologi: Signifikan Tak Selalu Berarti BesarAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/05169563832051793172noreply@blogger.comBlogger29125tag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-14668545130257908952019-03-10T15:38:11.897+07:002019-03-10T15:38:11.897+07:00Maaf pak, saya mau nanya saya menggunakan tiga var...Maaf pak, saya mau nanya saya menggunakan tiga variabel x1 dan x2 dan y pak . untuk x1 tidak berpengaruh pak... Yang saya tanyakan apakah semua penelitian harus berpengaruh pak? Dan untuk penelitian yang tidak berpengaruh gmn pak mengatasiy dalam sidang nanti? Terimakasih pak?Nur fitrianahttps://www.blogger.com/profile/06030403172472230287noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-18323528929188263362017-11-18T23:17:07.135+07:002017-11-18T23:17:07.135+07:00Maaf pak, saya mau bertanya, penelitian saya mengg...Maaf pak, saya mau bertanya, penelitian saya menggunakan uji korelasi pearson antar dua variabel, dan hasil uji korwlaisnya tdk signifikan pak, berarti bisa disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yg sgnifikan antara var x dan y pada populasi z, apakah benar pak kesinpulan saya? Terima kasih pakAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-45048323282421838532017-08-01T09:41:17.025+07:002017-08-01T09:41:17.025+07:00Pak saya mau tanya dalam penelitian saya, peneliti...Pak saya mau tanya dalam penelitian saya, penelitian saya kuantitatif. Didalam uji parsial ada loyalitas. Namun aslinya loyalitas ini seharusnya tidak berpengaruh positif dan signifikan. Namun saat diuji dg spss dia berpengaruh positif dan signifikan dan otomatis dia berlawanan arah terhadap minat melakukan customer switching intention. Itu bisa terjadi knpa ya pak alasannya? TerimakasihAnonymoushttps://www.blogger.com/profile/17962125457673467189noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-90138140469409451852017-08-01T09:40:30.265+07:002017-08-01T09:40:30.265+07:00Pak saya mau tanya dalam penelitian saya, peneliti...Pak saya mau tanya dalam penelitian saya, penelitian saya kuantitatif. Didalam uji parsial ada loyalitas. Namun aslinya loyalitas ini seharusnya tidak berpengaruh positif dan signifikan. Namun saat diuji dg spss dia berpengaruh positif dan signifikan dan otomatis dia berlawanan arah terhadap minat melakukan customer switching intention. Itu bisa terjadi knpa ya pak alasannya? TerimakasihAnonymoushttps://www.blogger.com/profile/17962125457673467189noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-14601101405524396902017-06-06T09:02:54.111+07:002017-06-06T09:02:54.111+07:00Pak saya mau nanya, penelitian saya menggunakan ku...Pak saya mau nanya, penelitian saya menggunakan kuesioner, salah satu variabel nilai skornya tinggi di analisis deskriptif, tetapi pas uji regresi hasilnya tidak signigikan. Penyebanya kenapa ya pak? Trimakasih sebelumnya..Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/00506844251828841250noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-61996970806828149262016-07-29T00:44:58.560+07:002016-07-29T00:44:58.560+07:00Mas Marsel,
Memang agak sulit jika kebijakan ins...Mas Marsel, <br /><br />Memang agak sulit jika kebijakan institusi seperti yang mas Marsel sebutkan. Penilaian kelayakan studi seharusnya tidak didasarkan pada hasil uji hipotesis, melainkan pada kualitas dan mutu metode penelitian yang dijalankan. <br /><br />Mungkin mas Marsel perlu memperjelas apa yang dimaksud berpegaruh negatif? Apakah maksudnya korelasi negatif? Jika ya maka Mas Marsel bisa membaca terlebih dulu artikel yang pernah saya tulis di sini: http://psikologistatistik.blogspot.com/2007/08/korelasi-dan-regresi.html dan di sini: http://psikologistatistik.blogspot.com/2008/07/korelasi-antara-dan-b-positif.html. <br /><br />Sebagai catatan: sebenarnya studi korelasional tidak dapat memberikan bukti memadai tentang adanya pengaruh. Jadi saya meragukan kemampuan penelitian mas Marsel untuk membuktikan adanya pengaruh. <br /><br />Untuk pertanyaan kedua, saya menduga pertanyaan ini terkait dengan korelasi antar item dalam skala? Jika ya, maka jawaban dari pertanyaan mas Marsel kurang lebih begini: jika korelasi antar indikator tidak signifikan, dapat disimpulkan ada kemungkinan korelasi antar indikator di populasi sama dengan nol. Padahal dua item dikatakan mengukur variabel yang sama jika keduanya memiliki korelasi yang tidak nol dan besar. Uji signifikansi menjawab pertanyaan terkait dengan 'tidak nol' ini. Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/05169563832051793172noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-51370967482568320092016-07-27T00:19:01.732+07:002016-07-27T00:19:01.732+07:00Malam pak, saya bertanya lagi.... (sebenarnya pert...Malam pak, saya bertanya lagi.... (sebenarnya pertanyaan saya diatas dan penelitian yg saya lakukan ini telah "menodai" keilmiahan penelitian pak (maaf...)). Begini masalah saya pak, hipotesis penelitian sy semuanya berpengaruh negatif...nah...saya takutnya pak jika nanti ternyata hasil penelitian saya menolak hipotesis yg saya ajukan...(dikampus sy pak, klo semua hipotesis yg diajukan tidak terdukung maka yg bersangkutan akan disuruh meneliti ulang), maka karena semua independen sy skornya bernilai tinggi maka skor untuk dependen (harus) kecil ya pak agar hasilnya boleh berpengaruh negatif???<br />trus...pertanyaan kedua saya, apa yg salah pak jika korelasi (pearson) antar indikator tidak signifikan?<br />Mohon pencerahan pak....terima kasihMarsel Haryantohttps://www.blogger.com/profile/15894399952417333741noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-56411483391162491192016-07-26T03:16:11.761+07:002016-07-26T03:16:11.761+07:00Mas Marsel,
Saya agak bingung dengan pertanyaan ...Mas Marsel, <br /><br />Saya agak bingung dengan pertanyaan mas Marsel: "bagaimana jika kita <b>menginginkan</b> hasil penelitian...". Karena hasil penelitian bersifat random, jadi tidak bisa 'diatur' agar sesuai dengan yang kita inginkan.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/05169563832051793172noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-68646216984353272982016-07-26T00:52:44.794+07:002016-07-26T00:52:44.794+07:00malam pak, mau nanya bagaimana jika kita mengingin...malam pak, mau nanya bagaimana jika kita menginginkan hasil penelitian berpengaruh signifikan negatif? apakah independennya harus tinggi rata2nya (mean) dan dependennya harus rendah rata2 (mean)begitupun sebaliknya? saya pake kuesioner pak. Marsel Haryantohttps://www.blogger.com/profile/15894399952417333741noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-91127149938937248602015-04-02T03:44:05.156+07:002015-04-02T03:44:05.156+07:00Untuk Maria Regina,
Pertama saya melakukan klarif...Untuk Maria Regina,<br /><br />Pertama saya melakukan klarifikasi dulu ya. Yang dimaksud Maria dengan uji T(parsial) itu apakah sama dengan pengujian koefisien regresi (b) dari variabel-variabel independen? Jika ya, maka jawabannya begini:<br /><br />'Penyebab' tidak signifikannya koefisien regresi memang bisa bermacam-macam:<br />1. Ukuran sampel atau besarnya koefisien regresi tertentu di populasi. Jika besarnya koefisien regresi dipopulasi itu kecil, maka dibutuhkan sampel yang lebih besar untuk bisa 'menangkap' nya. <br /><br />2. Kondisi sebenarnya dipopulasi memang tidak ada efek. Dalam hal ini mungkin variabel independen tersebut memang tidak memiliki efek terhadap variabel dependennya. Atau dengan kata lain hipotesis alternatif yang diajukan memang salah. <br /><br />3. Adanya variabel lain yang sebenarnya penting untuk dimasukkan dalam analisis tapi tidak dimasukkan. Terlebih jika variabel lain ini berinteraksi dengan variabel independen. Ini bisa berakibat pada kesalahan estimasi koefisien dan standard error.<br /><br />4. Pelanggaran asumsi, khususnya asumsi heterogenitas varian residu (dan asumsi lainnya juga seperti linearitas). Jika asumsi ini dilanggar, maka bisa terjadi kesalahan estimasi koefisien dan standard error juga. <br /><br />5. Error pengukuran dari variabel independen yang terlalu besar. Uniknya, terkait dengan ini, jika variabel A yang memiliki error pengukuran yang besar, maka variabel B lah yang jadi salah estimasinya (dan standard errornya membesar). <br /><br />Sepertinya masih banyak lagi penyebabnya, tapi 5 ini yang bisa saya ingat saat ini. <br /><br />Terkait dengan hal tersebut, maka Maria perlu mengecek lagi desain penelitian, literatur yang diacu, pemenuhan asumsi regresi, dll. Apakah misalnya semua variabel penting sudah dimasukkan dalam analisis? Apakah data mengikuti asumsi-asumsi regresi? Bagaimana reliabilitas pengukurannya? Apakah besarnya sampel memadai dengan melihat besarnya efek dalam penelitian selama ini? dll. <br /><br />Semoga bisa membantu, <br />Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/05169563832051793172noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-58179851795646601252015-03-26T02:43:40.417+07:002015-03-26T02:43:40.417+07:00Pak, saya mau tanya. Jadi begini, saya sdg skripsi...Pak, saya mau tanya. Jadi begini, saya sdg skripsi. Saya melakukan penelitian terhadap para pengguna smartphone. Dengan menggunakan 4 variabel bebas (persepsi harga, kualitas produk, merek, iklan) dan 1 variabel terikat (loyalitas pengguna). Saat saya melakukan uji T (parsial), ada 2 variabel bebas saya yg "tidak berpengaruh terhadap loyalitas pengguna" , apakah itu bisa terjadi karena jumlah sampel saya kurang banyak? Jumlah sampel 260, populasi nya kebanyakan dr kalangan pelajar/mahasiswa. Apa karena populasinya kurang luas? Bagaimana saya harus menjelaskannya? 1 pertanyaan lagi, hasil uji regresi linear berganda saya: Y=-2,229 + 0,049X1 + 0,409X2 + 0,368X3 + 0,139X4 . Yg ingin saya tanyakan, jika nilai constant nya itu - bagaimana cara menjelaskannya?Dan apa pengaruhnya trhdp Y? TerimakasihAnonymoushttps://www.blogger.com/profile/02644877841751268620noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-12012933621510994562010-08-16T19:22:01.020+07:002010-08-16T19:22:01.020+07:00Dear Ari,
Kualitas atau validitas penelitian tid...Dear Ari, <br /><br />Kualitas atau validitas penelitian tidak dilihat dari signifikansi hasil analisisnya, melainkan dari bagaimana penelitian dilakukan. Apakah metode yang dipilih menjawab pertanyaan penelitian, apakah analisis yang dipilih dapat menguji hipotesis, dll. <br /><br />Jika hasil analisis tidak signifikan, maka perlu dicek lagi penyebabnya. Misalnya apakah metode yang dipilih sudah dilaksanakan dengan baik, apakah alat yang digunakan sudah valid dan reliabel, dst. <br />Jika semua sudah dicek dan baik, maka mungkin perlu dicek apakah jumlah sampel memadai, dst dst...Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/05169563832051793172noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-36513042872910838272010-08-15T11:34:09.572+07:002010-08-15T11:34:09.572+07:00pak mau tanya,
apakah sebuah penelitian itu harus...pak mau tanya,<br /><br />apakah sebuah penelitian itu harus signifikan? bagaimana kalau tidak signifikan? apakah penelitian tersebut dianggap valid atau tidak. terima kasih.Unknownhttps://www.blogger.com/profile/05545947273643248459noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-31424675874990923042010-03-22T10:54:02.469+07:002010-03-22T10:54:02.469+07:00Untuk Gerda,
Begini: apakah penelitianmu hanya ak...Untuk Gerda, <br />Begini: apakah penelitianmu hanya akan diterapkan pada populasi itu atau hendak digeneralisasi pada kelompok yang lebih besar? Jika hanya pada populasi itu, maka uji signifikasi tidak perlu dilakukan. Karena uji signifikasi dilakukan sebagai salah satu usaha estimasi keadaan populasi. <br /><br />Tetapi jika hasil penelitian hendak digeneralisasi pada populasi yang lebih luas (misalnya gerda hendak mengatakan bahwa ada korelasi antara x1,x2 dan x3 dengan y di Indonesia), tidak hanya di kabupaten A saja, maka uji signifikasi perlu dilakukan.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/05169563832051793172noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-72401862777546275342010-03-19T17:57:27.376+07:002010-03-19T17:57:27.376+07:00Met siang pak, maaf saya mengganggu. perkenalkan n...Met siang pak, maaf saya mengganggu. perkenalkan nama saya gerda. Pertanyaan saya: Apakah uji signifikan perlu dilakukan jika penelitiannya langsung dilakukan terhadap populasi? Untuk lebih jelasnya, penelitian saya adalah meneliti pengaruh variabel x1, x2 dan x3 terhadap y. untuk melihat pengaruh ketiga variabel secara serentak saya gunakan regresi linier ganda, dengan terlebih dulu melakukan uji asumsi klasik. sedangkan untuk mengetahui pengaruh x1, x2 dan x3 secara parsial, saya gunakan analisis korelasi parsial. Nah, penelitian saya ini dilakukan terhadap guru-guru matematika SMA di kab. A. Jumlah populasinya sebesar 29, dan saya teliti semuanya (tanpa mengambil sampel). Jadi yang saya bingungkan apa perlu dilakukan uji signifikansi lagi untuk menguji koefisien korelasi parsialnya? Mohon penjelasan dari bapak, sebelumnya terima kasih banyakAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-64776304224274672062010-01-05T04:58:15.038+07:002010-01-05T04:58:15.038+07:00membaca seluruh blog, cukup bagusmembaca seluruh blog, cukup bagusAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-1733061139189233122009-02-17T11:44:00.000+07:002009-02-17T11:44:00.000+07:00Begini niecoholic, Ketika analisis varians menghas...Begini niecoholic, <BR/>Ketika analisis varians menghasilkan uji F yang signifikan, memang sangat mungkin ada beberapa perbandingan antar pasangan meannya tidak signifikan (mungkin niecoholic bisa lihat di tulisan saya tentang anava). Dalam hal ini sebenarnya ya tidak masalah. Ini berarti, signifikasi perbedaan itu hanya terjadi antar beberapa pasangan mean saja. <BR/><BR/>Nah kalo pertanyaannya bagaimana cara membuatnya signifikan, rasanya agak janggal juga. Kalo hasil penelitian memang tidak mendukung teori, ya tidak masalah. Tinggal dilihat apa penyebabnya, mungkin desain penelitiannya kurang baik, atau jumlah subjek kurang banyak, atau mungkin memang tidak ada perbedaan signifikan. Jadi saya tidak bisa menjawab pertanyaan niecoholic yang ini. Jadinya terkesan 'manipulatif' jawabannya bukan mencerminkan keadaan data sebenarnya. <BR/><BR/>Saya malah berpikir begini, kalo semua signifikan pembahasan dalam skripsi akan menjadi itu-itu saja. Membosankan. Tapi jika ada yang tidak signifikan, di sinilah 'perdebatan' dan argumentasi serta kepekaan menginterpretasi data dapat ditunjukkan dengan baik. Lalu menurut saya skripsi jadi makin terlihat menarik. <BR/><BR/>Saya memahami posisi niecoholic, bahwa terkadang ada beberapa dosen yang meminta harus signifikan. Tapi mungkin niecoholic bisa menunjukkan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang terbit di jurnal. Sehingga niecoholic bisa memberikan argumen kuat bahwa penelitian tidak harus menghasilkan nilai F yang signifikan.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/05169563832051793172noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-5223679004648691022009-02-14T14:14:00.000+07:002009-02-14T14:14:00.000+07:00mo tny..saya nguji variabel kinerja keuangan (QR,T...mo tny..<BR/>saya nguji variabel kinerja keuangan (QR,TAT,DER, ROA, PER) terhadap harga saham (closing price)pd 42 sampel periode 4th...<BR/>hasilna uji F signifikan tp uji t yg signifikan cm ROA dan PER...<BR/>nah yg mo ditanyain gmn caranya biar hasilna semuana signifikan....???<BR/>mohon bantuan dan solusi yg terbaik... terkadang ad beberapa dosen pembimbing meminta hasil penelitian hrs signifikan....<BR/><BR/>terima kasih....Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-59707944316046194972007-10-12T12:30:00.000+07:002007-10-12T12:30:00.000+07:00aq uda lumayan ngerti kok pak dg penjelasan bpk......aq uda lumayan ngerti kok pak dg penjelasan bpk....sudah mulai mendapatkan sedikit pencerahan, hehe.....<BR/>mksi ya pak...<BR/>oh yach...minal aidin walfaidzin ya pak....mohon maaf lahir batin...meihttps://www.blogger.com/profile/10004664285660073408noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-29843040322615104082007-10-12T01:44:00.000+07:002007-10-12T01:44:00.000+07:00uji signifikasi itu menguji apakah sampel kita ber...uji signifikasi itu menguji apakah sampel kita berasal dari populasi tertentu. Nah populasi tertentu ini adalah populasi dengan mean (atau parameter lain) sebesar nol.Kalau signifikan, ini berarti sampel kita tidak berasal dari populasi yang mean (atau parameter lain) nya nol. Atau dengan kata lain berdasarkan sampel yang kita ambil, dapat disimpulkan bahwa mean (atau parameter lain) dari populasi tidak sama dengan nol. <BR/><BR/>Demikian juga jika kita menguji signifikasi <B>beda mean</B>. Jika signifikan ini berarti <B>beda mean</B> dalam populasi tidak sama dengan nol. Atau ada perbedaan mean dalam populasi. <BR/><BR/>Semoga sudah lebih jelas? <BR/>Ya statistik memerlukan banyak pemikiran karena kita berusaha menerjemahkan bahasa dua kali. Pertama dari bahasa kita sehari-hari ke dalam rumus matematika. Kemudian hasil analisisnya diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari.<BR/><BR/>Tapi statistik merupakan latihan logika yang bagus menurut saya. Karena senantiasa bicara mengenai kemungkinan, otak kita akan terbiasa melihat 'kemungkinan'dalam kehidupan sehari-hari. <BR/><BR/>Misalnya sekalipun probabilitas mendapat beasiswa itu kecil, tapi tidak berarti probabilitasnya nol.Kita bisa meningkatkan probabilitas ini dengan melakukan beberapa usaha. <I>You see? there will always be probability depending on what direction you direct yourself: ignore small probabilities as if there is none or think of add some efforts to enlarge the probabilities.</I> Ya buat saya statistik bisa ngajari mengenai bagaimana bersikap dalam hidup ini juga.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-64008834817380774042007-10-11T21:36:00.000+07:002007-10-11T21:36:00.000+07:00duh kayaknya di kepala ku masi banyak bintang nya ...duh kayaknya di kepala ku masi banyak bintang nya dech pak, hehe....<BR/>jd, uji signifikan itu hanya mengukur apakah sampel qta itu berasal dr populasi tertentu ya pak? trz nanti qta cb bandingin mean/sd sampel yg qta peroleh dg mean/sd dr populasi? <BR/>ternyata butuh pemikiran ekstra yach untuk belajar statistik... ini aja br ttg signifikan, blm yg lain....hi hi hi.....meihttps://www.blogger.com/profile/10004664285660073408noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-71052177408058190832007-10-09T23:06:00.000+07:002007-10-09T23:06:00.000+07:001 a. ya benar korelasinya memiliki arah positifb. ...1 a. ya benar korelasinya memiliki arah positif<BR/>b. mengenai kuat tidaknya, itu benar-benar penilaian subjektif. Beberapa ahli memberikan semacam "acuan buatan" (<I> arbitrary values</I>). Ada yang bilang di atas 0.6 itu kuat ada yang bilang di atas 0.5 kuat dst. Tapi itu hanya acuan saja. Penilaian harus didasarkan pada nilai yang biasanya muncul dalam penelitian dalam bidang tertentu.<BR/>2. Jika signifikan, kita bisa bilang bahwa korelasi antar dua variabel dalam populasi tidak nol. Tapi tidak nol itu berapa? Itu yang akan dibahas dalam artikel selanjutnya.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-55716168589669809182007-10-09T22:58:00.000+07:002007-10-09T22:58:00.000+07:00Maaf Pak, saya juga ada komentar di STOP PRESS : A...Maaf Pak, saya juga ada komentar di STOP PRESS : ASPEK, INDIKATOR, DIMENSI, FAKTOR dan di RELIABILITAS. Mohon argumennya ya Pak, makasih.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-52599247371474578012007-10-09T22:04:00.000+07:002007-10-09T22:04:00.000+07:00Menarik sekali Pak, kisah statistik yang Bapak tul...Menarik sekali Pak, kisah statistik yang Bapak tulis, mengobati tanda tanya saya seputar signifikan. Jadi saya simpulkan bahwa istilah signifikan mencerminkan hubungan populasi dan sampel.<BR/><BR/>Saya mau tanya juga nih Pak (smoga ngerepotin, hehehe). Kalau suatu penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa:<BR/>1). korelasi antara waktu jam belajar di rumah dengan indeks prestasi siswa, koefisiennya adalah 0,65, lalu saya menafsirkan bahwa: a). korelasi tsersebut adalah positif, atau adanya hubungan yang searah antara waktu jam belajar dengan indeks prestasi siswa, atau dengan kata lain semakin tinggi waktu jam belajar maka semakin tinggi indeks prestasi siswa; b). Korelasi tersebut kuat (kuat jika 0,60-0,799) (benar enggak sih Pak interpretasi ini?). <BR/> <BR/>2). Setelah diuji dengan uji t, ternyata ada korelasi yang signifikan antara waktu jam belajar dengan indeks prestasi siswa.<BR/><BR/><BR/>Lalu, saya menyimpulkan bahwa korelasi yang kuat dan positif pada sampel yang saya teliti tersebut, dapat digeneralisasi atau mencerminkan paramater dari populasi dari sampel yang saya teliti? (atau interpretasi ini salah Pak)?<BR/><BR/>Wah, terima kasih Pak. Kalau Bapak bersedia, saya akan terus bertanya kepada Bapak bila saya memperoleh masalah seputar statistik penelitian (istilahnya jadi guru virtual lah).<BR/><BR/>Sekali lagi terima kasih.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-35276547.post-20068620754452756842007-10-09T20:27:00.000+07:002007-10-09T20:27:00.000+07:00mungkin mei hua masih terpatok pada parameter dala...mungkin mei hua masih terpatok pada parameter dalam arti umum ya. Begini, mean, standard deviasi, proporsi dan dari suatu populasi itu disebut parameter (terlepas dari apa arti parameter secara umum). Bisa dibilang definisi parameter dalam statistik adalah karakteristik populasi. <BR/><BR/>Nah dari populasi kita mengambil sampel kemudian melihat karakteristiknya. Karakteristik sampel kemudian kita sebut statistik(terlepas dari pengertian bahwa statistik adalah ilmu... dst). Jadi mean sampel, sd dari sampel itu adalah contoh statistik.<BR/><BR/>Jika kita mengambil sampel dari suatu populasi, harapannya karatkeristik sampel nggak akan jauh beda dengan karakteristik populasi. Tapi masalahnya kita nggak pernah mengetahui karakteristik populasinya. Jadi yang bisa kita lakukan hanya mengestimasi.<BR/><BR/>Uji signifikasi merupakan salah satu cara mengestimasi apakah sampel kita berasal dari populasi tertentu. Nah tertentu di sini dimaksudkan populasi dengan karakteristik yang serba nol. <BR/><BR/>Semoga bisa lebih menjelaskan.Anonymousnoreply@blogger.com