Rabu, Juli 27, 2016

Validitas Kesimpulan Penelitian (Bagian 2)

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya Validitas Kesimpulan Penelitian (Bagian 1). Dalam bagian ini, saya akan membahas dua tipe validitas yang berikutnya setelah dua lainnya dijelaskan di bagian pertama. 


3. Validitas Konstruk

Tipe validitas kesimpulan penelitian ini terkait dengan pertanyaan: "Apakah intervensi / tritmen dan / atau pengukuran yang dilakukan dalam suatu penelitian mewakili secara tepat konstruk yang hendak diwakili?". Misalnya jika seorang peneliti memilih melakukan perlakuan dalam bentuk berbicara di depan umum untuk mewakili konstruk situasi mencemaskan, maka apakah intervensi tersebut telah benar-benar mewakili konstruk 'situasi mencemaskan' tersebut. Validitas konstruk di sini berkenaan baik dengan intervensi maupun instrumen pengukuran. 

Ancaman terbesar terhadap validitas konstruk ini adalah "tindakan yang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu konstruk mengenai sebab [variabel independen] atau akibat [variabel dependen] dapat ditafsirkan sebagai perwakilan dari lebih dari satu konstruk, yang masing-masing dinyatakan pada tingkatan reduksi yang sama"[1,hal 59]. Atau dengan kata lain, konstruk yang berbeda dapat memiliki operasionalisasi yang sama baik dalam bentuk intervensi maupun instrumen pengukuran. 

Beberapa ancaman lain terhadap validitas konstruk misalnya:
  1. Bias peneliti, khususnya dalam penelitian eksperimental ketika peneliti tidak melakukan blind atau double blind sehingga muncul perlakuan eksperimenter yang berbeda terhadap kelompok kontrol di luar perlakuan yang menjadi tujuan penelitian.
  2. Treatment diffusion, atau perlakuan yang 'bocor' akibat adanya komunikasi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 
  3. Resentful demoralization, atau menurunnya semangat kelompok kontrol karena mereka tidak 'terpilih' sebagai kelompok yang memperoleh perlakuan. 
  4. Compensatory rivalry, atau meningkatnya semangat kelompok kontrol sebagai usaha untuk menunjukkan bahwa mereka tetap memberikan hasil yang baik meskipun tidak menerima perlakuan. 
  5. Eksplikasi konstruk preoperasional yang tidak tepat terjadi ketika peneliti kurang berhati-hati dalam menentukan komponen utama dari konstruk yang hendak dijadikan dasar penyusunan intervensi atau pengukuran. Eksplikasi konstruk ini tidak hanya meliputi usaha mendefinisikan konstruk dengan komprehensif tetapi juga memberikan batasan yang jelas dari konstuk-konstruk lainnya, khususnya konstruk yang berdekatan maknanya. 
  6. Mono-operation bias, atau penggunaan hanya satu set perlakuan atau pengukuran untuk mewakili suatu konstruk, sementara ada beberapa kemungkinan set lain yang seharusnya dipertimbangkan. 

4. Validitas Eksternal

Validitas eksternal terkait dengan generalisasi hasil penelitian pada seluruh populasi atau lintas waktu dan keadaan. Kemampuan sampel untuk merepresentasikan populasi merupakan isu utama dalam validitas eksternal ini. Validitas eksternal dapat ditingkatkan dengan meningkatkan heterogenitas sampel, baik sampel subjek penelitian maupun sampel waktu dan keadaan.  


Pustaka

[1] Cook, T.D., & Campbell, D.T.(1979).Quasi-experimentation: Design and analysis issues for field settings. Chicago: Rand McNally.

Tidak ada komentar :